Powered By Blogger

Jumat, 10 April 2009

MENGENAL TINGKATAN CINTA DALAM ISLAM

Oleh

Nadiyah Hansur

Cinta adalah sebuah kata yang tak akan pernah ada ujung dan pangkalnya ketika kata tersebut menjadi agenda perbincangan, betapa tidak cinta adalah sebuah kata yang mampu membuat orang lain gembira dan bersedih. Begitu bermaknanya cinta sehingga memiliki sejarah dan memakan beberapa korban, misalnya Romeo and Juliet, laila dan majnun, serta Napoleon Bonaparte yang meninggal karena cintanya pada Josephine. Tetapi apakah sebenarnya makna cinta, apa yang terkandung dalam cinta tersebut sehingga begitu menarik dan membingungkan.

Menurut buku karangan Abdullah nasih ulwah cinta adalah perasaan jiwa dan getaran hati dan pancaran naluri dan terpautnya hati orang yang mencintai kepada orang yang dicintainya dengan semangat yang menggelora dan wajah yang selalu menampakkan keceriaan. Sedangkan menurut kamus besar bahasa Indonesia cinta adalah suka sekali, sayang dan kasih sekali inilah defenisi dari cinta, yang mungkin berbeda bila setiap subjek memandangnya.

Cinta diturunkan dimuka bumi untuk menenangkan jiwa manusia. Sesuai fiman Allah SWT Sesungguhnya orang-orang beriman dan beramal saleh, kelak Allah Yang Maha Pemurah akan menanamkan dalam (hati) mereka kasih sayang. (QS. maryam:96)”. Inilah janji Allah SWT terhadap orang yang beriman dan beramal saleh. Berbeda dengan manusia yang menganggap cinta sebagai manifestasi dari nafsu birahi kepada lawan jenis. Manusia jaman sekarang hanya mengenal cinta sebagai bahan untuk bersenang-senag sehingga yang mereka anggap sebagai cinta adalah sebatas perasaan antara perempuan dan laki-laki dan cenderung kepada making love (bercinta:negatif). Inilah kesalahan yang dilakukan manusia yang memilih untuk jauh dari jalan fitrah yang telah Allah SWT berikan kepada setiap manusia, dan memilih untuk mencintai selain-Nya, hal ini dijelaskan dalam firman-Nya “Katakanlah: "Jika bapa-bapa , anak-anak , saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan RasulNya dan dari berjihad di jalan nya, Maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan NYA". dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik. (QS A-Taubah : 24)”.

Kehidupan manusia dimuka bumi ini adalah sebuah pilihan yang akan dimintai pertanggungjawaban dan akan menghasilkan sebuah konsequensi dari sebuah pilihan tersebut, begitupula eksistensi cinta diturunkan kemuka bumi ini, apakah manusia akan menggunakannya untuk kebaikan dalam koridor kecintaan kepada Allah SWT ataukah ingin melawan gradient yang ditentukan oleh Allah SWT sehingga memilih untuk menghambakan diri kepada selain Allah swt, semua pilihan tersebut kembali kepada manusia, dan konsequensi yang akan ditanggung berkibat pada kehidupan dunia dan akhirat kelak. Karena mencintai Allah swt akan berakibat pada fasilitas kemudahan yang akan allah SWT berikan sesuai firmn Allah swt “Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, Yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga). (QS. Al-Imran : 14)”.

Tingkatan objek yang harus dicintai dalam islam yaitu Allah, rasul/islam, mukmin/muslim, manusia, benda. Berdasarkan urutan tersebutlah seharusnya menjadi prioritas kita dalam mencintai. Namun realitas masa kini membuat manusia justru mencintai dunia dan isinya dan melupakan Allah SWT yang telah memberinya segala kenikmatan. Yang juga banyak menjerumuskan manusia adalah kecintaan terhadap lawan jenis terkadang membuatnya tidak sadar dengan apa yang ia lakukan, bahkan terkadang lelaki yang mencintai pasangannya rela melakukan hal yang dilarang Allah swt hanya untuk memenuhi kecintaan terhadap lawan jenis. Beberapa peristiwa fenomenal hari ini misalnya beberapa orang yang mengatasnamakan cinta kepada seorang perempuan tetapi sebenarnya hanya mengikuti hawa nafsunya. Kecintaan kita kepada seseorang seharusnya membuat kita ingin memberi yang terbaik kepada orang yang kita cintai, karena sesungguhnya cinta adalah manifestasi sebuah pengorbanan, dan ingin menyelamatkan orang yang kita cintai dan mengarahkannya kepada jalan kebenaran, sehingga yang harus dilakukan adalah memperbaiki diri dengan bekal ilmu agama yang dapat digunakan untuk mengarahkan orang yang kita cintai kepada jalan kebenaran, inilah hakikat kecintaan seorang saudara kepada saudaranya.

3 komentar:

samz mengatakan...

hai mbak,,,,he he

samz mengatakan...

assalamualaikum mbak "Hancur"
aQ mau mgomen ah,,tapi mau ngomen apa ya,,,bingung ,,,ya udah deh aq putuskan gak ngomen aja deh,,,,

aQ juga punya blog tapi belum tak isi..ntar wis ditunggu ya,,,
Coming soon!
wassalam..samz

nadiyah hansur mengatakan...

aga muaseng, tegani blogmu?