Powered By Blogger

Selasa, 16 September 2008

“KEPEMIMPINAN PEREMPUAN” ANTARA EMANSIPASI DAN KEGAGALAN KEDERISASI

KEPEMIMPINAN PEREMPUAN” ANTARA EMANSIPASI DAN KEGAGALAN KEDERISASI


Perempuan adalah mahluk tuhan yang diciptakan berbeda dengan mahluk uhan yang bernama laki-laki, ia memiliki kelemahan dan juga kelebihan, diantara keistimewaan wanita adalah melahirkan dan menyususi yang tidak dilakukan oleh kaum lelaki, mereka memiliki perasaan yang dalam yang berbeda dengan lelaki. Namun juga memiliki kecerdasan yang bersifat rasional meskipun terkadang rasionaliseme tersebut terkalahkan oleh perasaan yang tinggi.

Mahluk tuhan yang diciptakan dari tulang rusuk lelaki tersebut, kini telah menguasai beberapa bidang yang selama ini digeluti oleh lelaki, dari pekejaan yang berat sampai kepada pekerjaan yang ringan, entahlah, ini adalah sebuah pilihan atau keterpaksaan, misalnya pekerja keras(buruh bangunan). Inilah salah satu strong yang kini dimiliki kaum hawa tersebut. Di wajah dunia perempuan menjadi mahluk yag tidak lagi terkungkung oleh tugasnya sebagai wanita yang hanya merawat dan membesarkan anak tetapi juga telah mengantikan posisi lelaki atau bahkan mengalahkan posisi lelaki yang terkadang cengeng dengan kondisi. INI adalah sebuah realitas bahwa selain memiliki keistimewaan wanita juga memiliki kekuatan, ketegaran dll, dlam tataran sosial.

Peran Wanita dalam tataran organisasi kini bukan lagi sebuah tugas yang memiliki signifikansi yang rendah tetapi kini telah menempati pos-pos yang memiliki iindeks yang penting dalam tataran organisasi tersebut. Bukanlah sebuah hal yang tabu ketika menemukan pemimpin dalam suatu instansi juga dipimpin oleh perempuan misalnya salah satu presiden Indonesia adalah seorang perempuan kapolri salah satu daerah diindonesia adalah seorang perempuan, ketua jurusan biologi adalah seorang perempuan, ,dan beberapa jabatan stratesis yang laiin yang kini dipimpin oleh perempuan. dan kepemimpianan tersebut juga terjadi pada organisasi mahasiswa.

Perempuan kini bukan lagi mahluk tuhan yang lemah, mahluk tuhan yang selalau menempati posisi yang tidak signifikan tetapi kini perempuan adalah mahluk tuhan yang kuat yang memiliki dimensi kepakaran yang tinggi, profesionalisme yang tinggi dan karir yang multidimensi, kenapa? Alasannya bahwa perempuan saat ini adalah mereka yang pakar dalam berbagai bidang selain sebagai istri, ibu, juga memiliki kepakaran dalam bidang kepemimpinan dan jabatan yang startegis. Kini yang menjadi pertanyaan, apakah ini adalah suatu bentuk emansipasi, atau suatu kegagalan kaderisasi kepemimpiann sbegai kodrat kaum adam?. Maka mencari pembenaran dan kebenaran tidak akan pernah ditemukan, semua akan membawa pada sikap pro dan kontra tergantung dari sisi mana kita memandangnya. Sehingga yag menjadi solusi adalah mengupgrade diri baik engkau seorang laki-laki ataukah seorang perempan, jika engkau seoang laki-laki maka malulah, pada keberhasilan perempuan, bagaimanapun Islam telah memberi peluang besar kepada kaum adam untuk menjadi seorang pemimpin bagi wanita, sehingga dibutuhkan kesadaran bagi kaum laki-laki untuk mengambil peran yang selama ini diambil oleh kaum perempuan. Sedangkan bagi wanita lain, ini menjadi suatu inspirator tersendiri untuk menggali semua kemapuan yang engkau miliki.



Subuh, 27 juli 2008.

Nadiyah Hansur(an_nadiyahbio@yahoo.com)

DAKWAH SEBUAH KEWAJIBAN BUKAN PROFESI

DAKWAH SEBUAH KEWAJIBAN BUKAN PROFESI

Kehidupan

Mereka berkata hidup adalah perjuangan

Tetapi bagiku hidup adalah perbuatan

Mereka berkata hidup adalah kenikmatan

Tapi menurutku hidup adalah pilihan

Mereka berkata hidup adalah seni

Tapi menurutku hidup adalah sebuah scenario

Menurut mereka hidup adalah kesenangan

Tetapi bagiku hidup adalah sebuah pengorbanan

Menurut mereka hidup adalah hura-hura

Tetapi bagiku hidup adalah usaha

Bagi mereka hidup adalah birahi

Tetapi bagiku hidup adalah cinta

Hidup memilliki banyak makna, dan hidup adalah sebuah konsequensi

Hidup adalah sebuah rekayasa

Rekayasa sang pencipta.

Yang telah mengamibil janji dari manusia dalam proses kehidupan.

Makassar 20 juni 2008

(Nadiyah Hansur, nadiyah_hansur@yahoo.com)


Kehidupan adalah sebuah pilihan dan sebuah konsequensi, tetapi allah telah memberi dua jalan yaitu jalan yang baik dan buruk, telah terpapar dalam alQuran bahwa allah akan memberi sebuah jalan yang terbaik yaitu jalan yang senantiasa mengarahkan manusia kearah yang benar, yaitu kejalan allah.

Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; mereka adalah orang-orang yang beruntung. (QS. 3:104)”. Sangat jelas berdasarkan ayat tersebut bahwa orang yang beruntung adalah mereka yang melakukan aktifitas da’wah dimuka bumi ini. Namun kembali kepada manusia apakah memilih jalan yang lain yang konsequensinya adalah sebuah kerugian, maka semua kembali kepada personnya, choice akan selalu dihadapkan kepada dua hal tersebut.

Insan/manusia dalam memilih cenderung kepada sesuatu yang baik tetapi yang menjadi permasalahan adalah apakah mereka mengetahui sebuah konsequensi dari perbuatannya tersebut, agama ini masih menjadi sebuah symbol, kebaikan dan ibadah selalu dianggap sebagai suatu ritual agama yang separated dengan kehidupan sehari-hari, disinilah suatu significansi dari da’wah. Merubah persepsi menjadi sebuah pengejewantahan dalam kehidupan.

Dalam melakoni kehidupan da’wah tersebut kita selalu diperhadapkan kepada suatu hal yang bersifat dilematis, ketika posisi sebagai mahasiswa maka da’wah akan berbenturan dengan jadwal kuliah ataukah terkadang dihadapkan kepada dilemma memilih organisasi antar organisasi da’wah kampus ataukah organisasi internal kampus ataukah organisasi minat dan bakat. Kembali bahwa semua pilihan ada pada person masing-masing, namun sebuah advice tentu saja perlu menjadi sebuah pertimbangan. Kedatangan kita di sebuah kampus dan menjadi mahasiswa yang kita lakoni saat ini adalah sebuah dukungan dan harapan dari orang tua, bukan hanya itu tetapi sebuah amanah yang diberi orang tua kepada kita, tanpa rezeki yang diberi Allah melalui orang tua, maka tak akan ada kita dikampus ini, hingga selayaknyalah kita tidak menyianyiakan amanah orang tua kita, ingatlah bahwa ridho allah akan ada pada ridho orang tua kita, hanya sekedar renungan. Realize bahwa selayaknyalah kita menomor satukan amanah yang diberikan orang tua tanpa meninggalkan status mahasiswa organisatoris. Jangan sampai alasan organisasi dan da’wah membuat kita menanggalkan status mahasiswa(DO).

Mahasiswa seharunya mengikuti organisasi lain sebagai tambahan pengetahuan yang dapat menambah kompetensi pribadi, sehingga diri yang ter upgrade dapat digunakan untuk kepentingan da’wah, karena da’wah bukan hanya membutuhkan manusia yang ikhlas dalam mengemban amanah yang diberikan tetapi juga dibutuhkan kompetensi untuk menambah izzah jemaah.. Terkadang ada ikhwah (sebutan bagi mereka yang tergabung dalam oganisasi da’wah), yang mengorbankan organisasi yang lain dengan alasan kepentingan da’wah lebih diutamakannya, tanpa mereka sadari bahwa kecakapan dalam organisasi lain dapat digunakan untuk mengelola ladang da’wah yang mereka geluti. Misalnya organisasi intra kampus dan organisasi pengembagan minat dan bakat, kudu menjadi organisasi sampingan yang dapat menambah kepakaran dalam bidang organisasi, dan juga kepakaran dalam bidang bakat, ingat ikhwa jangan berharap sesuatu dari jemaah ini atau dari organisasi da’wah, ingatlah eksistensi cinta yaitu memberi tak harap kembali karena ketika semua diberikan secara tulus maka akan dibalas oleh yang maha pencinta. Begitupula dengan organisasi da’wah yang kalian geluti saat ini, berikanlah yang terbaik dan janganlah mengharap imbalan dari apa yang akan kau berikan karena eksistensi ketulusan ada pada sikap tersebut. Jangan heran ketika melihat seorang ikhwa yang memilih hengkang dari da’wah karena menempati nomor urut caleg yang terendah walaupun banyak faktor yang mempengaruhi tetapi faktor ini adalah salah satunya, menjalani da’wah karena ingin mengembangkan profesi disana(naudzubillah. Semoga kita bukanlah bagian dari ini, semoga hati-hati kita masih dibei petunjuk oleh-Nya). “Dan siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang diapun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus Dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayanganNya. (QS. 4:125)”

Da’wah bukanlah sebuah profesi, da’wah adalah sebuah kewajiban bagi setiap manusia yang ingin berjalan dijalan Allah SWT, karena ingin mendapat keberuntungan. Siapapun engkau , engkau adalah dai/daiyah yang akan senatiasa menyebarkan islam dimuka bumi ini, apapun warna pakaianmu, apapun gelarmu(SH, S.Pd, S.Si dan S lainnya), apapun starta pendidikanmu (S1,S2,S3), kewajiban berda’wah adalah suatu pilihan yang terbaik bagimu. Janganlah pernah menjadikan da’wah menjadi sebuah profesi untuk mencari uang dari padanya. Ketika engkau menjadi anggota dewan melalui partai da’wah maka malulah, jangan jadikan itu sebagai ladang uang, tetapi jadikanlah itu sebagai amanah yang harus diemban, carilah maisyah diluar sana, allah telah melapangkan bumi sebagai tempatmu mengais rezeki-Nya.

Kini bukan lagi saatnya kita memilih dan meninggalhakan suatu hal demi hal yang lain, ketika suatu bermanfaat bagi da’wah maka lakukanlah termasuk memiliki kepakaran dalam bidang organisasi dan bakat, jangan jadikan alasan da’wah menjadi suatu kungkungan pengetahuan, jadikanlah da’wah alasan mengapa engkau terlibat dalam berbagai hal demi menuntut kepakaranmu, karena da’wah bukanlah profesi, tetapi da’wah adalah sebuah konsequensi batin yang harus diemban, jadikan dirimu yang terbaik dalam bidang tersebut sehingga engaku bukanlah seseorang yang nantinya mengikuti antrian panjang calon PNS, bukanlah manusia yang hanya digaji dan ditunjang oleh negara, bukanlah manusia yang menempati urutan tertentu dalam pencoblosan karena menginginkan sebuah profesi apalagi mengisi catatan BPS tentang pengangguran, tetapi jadilah manusia yang pakar, yang selain digaji juga menggaji serta meghasilkan devisa bagi negara, mungkin ini terlalu ideal dan jauh dari realitas tetapi keyakinan adalah hal yang tertinggi, ketika engkau yakin maka berusahalah, ketika usahamu belum juga berhasil maka sadarilah bahwa itu adalah usaha yang belum berjodoh dengan nasib sehingga dibutuhkan kesabaran dan trik tertentu untuk mencapai kesuksesan dalam hidupmu.







Be somebody bigger, higher, better


Nadiyah Hansur (nadiyah_hansur@yahoo.com)







In my room, Makassar, agustus 2008